CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

MY PICTURE'S

MY PICTURE'S
KEISTIMEWAAN SEORANG WANITA TERPANCAR DARI HIJABNYA

Kamis, 24 Juni 2010

Diharamkan dari Neraka

قال رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
مَنْ اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ (صحيح البخاري


Sabda Rasulullah saw:
“Barangsiapa yg berdebu kedua kakinya di jalan Allah, maka Allah haramkan ia dari neraka” (Shahih Bukhari).

Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Maha Raja yang Tunggal dan Abadi, Allah Jalla Wa Alaa, (Jalla wa alaa = Maha Berwibawa dan Maha Luhur). Dialah (Allah) yang terlepas dari keterikatan oleh waktu dan zaman, justru Dialah (Allah) yang mengikat dan mengatur waktu dan zaman. Justru setiap makhluk yang hidup disadari atau tidak disadari terikat kepada Allah Jalla Wa Alaa.

Maha Suci Allah Yang Maha Menguatkan jiwa hamba – hambaNya dengan datangnya guncangan fitnah dan kerusakan aqidah. Telah mengalir fitnah dari zaman ke zaman kepada para Nabi dan kepada para shalihin dan para Nabi dan shalihin tetap mulia dan diabadikan oleh Allah dan para pembawa fitnah tenggelam di dalam kehinaan yang abadi jika mereka tidak bertaubat. Jazakumullah Khair, Khairul Jaza’ doa dan munajat untuk para da’i Allah dan para shalihin sepanjang waktu dan zaman.

Demikian Allah Swt menuntun umat muslimin – muslimat untuk selalu berada di jalan keluhuran dan menjadikan para ulama sebagai Wurraatsunnabi para pewaris Nabi Muhammad Saw, sebagaimana hadits riwayat Shahih Bukhari Ulama waratsatul anbiya para ulama adalah pewaris para Nabi. Dengan Memuji-Nya, semakin besar seorang hamba ingin memuji dan memuji Allah, semakin Allah buat keadaannya terpuji. Namun ketika seorang hamba lupa dari hal – hal yang indah di sisi Allah maka dirisaukan kehidupannya jauh dari hal – hal yang terpuji.

Memuji Allah adalah hal yang lazim dan hal yang pasti ada bagi mereka yang mendalami Keagungan Ilahi. Allah menjadikan hal – hal yang hina ada di permukaan bumi untuk membedakan mana yang hina dan mana yang terpuji.

Oleh sebab itu Allah Swt mengenalkan kalimat “Hamdalah ba’da Basmalah”. (mengucap Alhamdulillah setelah mengucap Bismillah) Bismillahirrahmanirrahimdulu. Arrahman Arrahim” “Maha Melimpahkan seluruh Kasih Sayang dan Rahmat pada segenap hamba-Nya di dunia dan di akhirat”. Setelah itu sampai ke dalam benak pemikiran kita.

Jawaban bagi kalimat “Bismillahirrahmanirrahim” adalah “Alhamdulillahirabbil ‘alamin”. Jawaban bagi mereka yang merenungkan itu pastilah memuji Allah Rabbul Alamin.

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari bahwa ketika seorang hamba setelah ruku’ melakukan i’tidal ia mengucap Sami’Allahu liman hamidah Allah Maha Mendengar siapapun yang memuji-Nya. Atau dengan segala ketaatan yang ia jadikan sebagai bentuk pujiannya kepada Allah. Karena aku ingin memuji-Mu dan mengagungkan-Mu Rabbiy, maka aku meninggalkan dosa – dosa.

Lalu ucapan setelahnya Rabbana lakal hamdu” Wahai Tuhan kami untuk-Mu segala pujian.
Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari Rasul saw bersabda,Man waafaqa qaulahu wa qaulalmalaikat, ghufira lahu maa taqaddama min dzanbih” Kalau seandainya ucapan “Rabbana lakal hamdu” itu bersamaan dengan ucapan para malaikat yang juga mengucapkan “Rabbana wa lakal hamdu” maka Allah ampuni dosanya yang telah lalu.
Kita bertanya, mana kita tahu? Jadi malaikat itu diijinkan oleh Allah Swt dengan masing – masing tugas. Ketika seseorang mengucapkan “SamiAllahu liman hamidah” dengan hatinya pun ia mengucapkan, Allah Maha Mendengar siapapun yang memuji-Nya maka malaikat memuji Allah saat itu.

Lalu ia mengucap “Rabbana lakal hamdu”, jika ia mengucapkan dengan hati dan sanubarinya itu dan bersamaan dengan ucapan para malaikat yang juga memuji-Nya Faghufira lahu maa taqaddama min dzanbih” (QS. Al Fath : 2) Diampuni dosanya yang telah lalu. Padahal itu pengampunan Allah menunggu setiap kali I’tidal sebelum kita sujud, pengampunan Allah sudah lebih dahulu datang. Demikian agungnya shalat.

Sebelum dahi sampai ke bumi merendahkan diri serendah – rendahnya kepada Allah, sudah tidak punya dosa lagi kita. Dalam segala hal Allah menyediakan kemuliaan.

Ini hadits yang kita baca tadi, riwayat Shahih BukhariMan ighbarrat qadamaahu fii sabiilillahi, harramahullahu ‘alannaar” Barangsiapa yang kakinya berdebu (sampai berdebu) karena berjalan pada hal – hal yang diridhai Allah (di jalan Allah) maka Allah haramkan kakinya itu masuk neraka. Al Imam Ibn Hajar di dalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan bahwa hadits ini bukan hanya untuk yang berperang di jalan Allah saja tapi juga untuk yang melangkah menuju shalat jum’at.
Juga dalam segala hal – hal yang diridhai Allah menuju hal – hal yang bersifat ibadah kepada Allah sampai berdebu kakinya maka kedua kakinya Allah haramkan masuk neraka. Tentu yang dimaksud bukanlah berjalan langkah – langkahnya tapi adalah usahanya untuk mencapai tempat yang diridhai Allah. Amin.

Demikian dahsyatnya Rahmat Ilahi, cuma sayangnya setelah sebagian dari mereka kakinya diharamkan oleh Allah dari api neraka, mereka kembali melangkah pada hal – hal yang dimurkai oleh Allah. Beruntunglah mereka yang selalu menuju tempat yang mulia dan mengikuti sunnah Sang Nabi saw. Hal – hal seperti ini menuju di jalan Allah dan tentunya bukan hanya itu tetapi bekerja, mencari nafkah, sekolah untuk mencari keridhaan orangtua, untuk mencari rezki, untuk mencari rezki yang halal atau berkhidmah kepada Islam, berkhidmah pada dakwah. Saya kuliah, kuliah itu saya tidak pernah lihat di hadits, tapi kuliah niatnya ibadah misalnya dalam hatinya begitu.

Demikian pula bekerja, demikian pula berumah tangga, demikian pula dengan usaha. Getaran hati merubah satu hal yang hina menjadi mulia atau sebaliknya. Niatnya ibadah kepada Allah, maka ia mendapatkan kemuliaan ini.

Dalam hal ini banyak juga ditanyakan kepada saya membahas masalah pakaian di masjid. Mereka yang bekerja di internet atau yang di sekolah mempertanyakan masalah ini. Karena yang menurunkannya di bawah mata kaki itu Allah murka padanya. Jadi setiap kali kerja, setiap kali sholat, setiap kali apapun pakaiannya harus di atas mata kaki. Allah tidak mau melihat (murka) wajah orang – orang yang memanjangkan celananya atau sarungnya di bawah mata kaki.

Kalau sudah tidak dilihat oleh Allah, bagaimana mau masuk surga? Siapa mereka? Maka Imam Ibn Hajar di dalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan hadits ini menjadi dalil bahwa memanjangkan celana atau sarung dibawah mata kaki tidak diharamkan oleh Allah dan tidak pula makruh.

Ini masalah hatinya. Kalau orang miskin, fuqara, buruh, orang – orang menengah ke bawah pasti sarung atau celananya di atas mata kaki. Karena selalu berjalan kaki. Sebaliknya orang kaya memanjangkan celananya atau sarungnya di bawah mata kaki sebagai tanda bahwa ia hampir tidak pernah berjalan di tanah, selalu di atas permadani, selalu di atas kuda oleh sebab itu dipanjangkan celananya atau sarungnya sebagai tanda nih..aku orang kaya, kira – kira begitu.

Jadi yang diharamkan adalah memunculkan hal – hal yang menyombongkan kekayaannya atau menyombongkan hartanya atau menyombongkan dirinya bahwa ia bukan fuqara tapi ia orang kaya, ini yang diharamkan. Buktinya Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq memanjangkan pakaiannya, celananya atau sarungnya di bawah mata kaki dan Rasul bersabda, “Kau bukan dari golongan mereka yang tidak dilihat oleh Allah atau golongan yang dimurkai Allah”. Kalau sarungnya dinaikkan sampai tengah – tengah di bawah lutut juga kalau hatinya sombong, tetap saja Allah murka padanya. Ini sering ditanyakan di internet, di email, sms, surat, selalu ditanya.

Semoga Allah Swt menuntun kita dengan keadaan makmurnya para ulama dan shalihin. Demikian riwayat Shahih Bukhari, sebagaimana sabda Rasul saw, “Allah mengangkat ilmu itu bukan mencabutnya dari hati seseorang tapi dengan mewafatkan para ulama, kalau sudah tidak tersisa lagi ulama atau sedikit (misalnya) di suatu wilayah maka orang – orang mengambil orang bodoh untuk dijadikan pemberi fatwa dan dianggap ulama adalah orang yang tidak berilmu, ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu maka ia sesat dan menyesatkan”. Hadits ini dimaksudkan bagi kita untuk membangkitkan kembali generasi ulama, menghidupkan lagi generasi ulama.

Oleh sebab itu, alhamdulillah berkat doanya Habib Sofyan Basyaiban, Habib Musthofa AlAthas, para habaib kita semoga pemuda semakin makmur mencintai sunnah Nabi Muhammad Saw.

Para shalihin mempunyai manzilah yang agung di sisi Allah. Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari di dalam hadits qudsiy Allah Swt berfirman, “Barangsiapa yang memusuhi wali – wali Ku, Aku mengumumkan perang kepadanya, dan tiadalah seorang hamba-Ku mendekat kepada Ku dari hal – hal yang sudah kuwajibkan, dan tiadalah hamba – hambaKu berhenti dengan mengamalkan amal yang wajib saja tapi ia terus mendekat kepada-Ku pada hal – hal yang sunnah sampai Aku mencintainya, jika aku mencintainya maka Aku menjadi penglihatannya (yang ia gunakan untuk mendengar), Aku menjadi pendengarannya (yang ia gunakan untuk melihat), Aku menjadi tangannya (yang ia gunakan untuk berlindung) dan kakinya (yang ia gunakan untuk berjalan), jika ia minta pada-Ku, Ku-beri permintaannya, jika ia minta perlindungan pada-Ku, Aku akan melindunginya”. Maksudnya panca indera mereka dijaga oleh Allah dari hal – hal yang dimurkai Nya.

Oleh sebab itu dijelaskan di dalam Shahih Bukhari bahwa Sayyidina Umar bin Khattab itu ditakuti oleh syaitan. Imam Nawawi menjelaskan di dalam Syarh Nawawi bisyarah Shahih Muslim bahwa ini bukan hanya untuk Sayyidina Umar tapi banyak para sahabat dan shalihin yang terjaga dari gangguan dan bahkan dijauhi oleh syaitan.

Berlandaskan firman Allah, “Sungguh hamba – hambaKu, kau (wahai syaitan) tidak akan mampu untuk menundukkan mereka” (QS Al Hijr 42).

Demikian Allah Swt memuliakan mereka sehingga Rasul saw menjelaskan dan mengajarkan kepada kita untuk bersalam kepada hamba yang shalih setiap kali shalat, setiap kali tahiyat membaca Assalamu’alaina wa’ala ibadillahisshalihin”. Allah sampaikan salam dari umat ini kepada semua hamba – hamba yang shalih di langit dan bumi baik yang hidup maupun yang wafat. Salamnya sampai kepada semua hamba yang shalih.

Ketahuannya di akhir zaman bahwa orang – orang yang shalih, jangan kita merasa tidak mengenal dengan mereka. Di yaumal qiyamah kita dikenal oleh orang – orang shalih karena selalu bersalam kepadanya. Itu menjalin silaturahmi dengan seluruh hamba – hamba yang shalih. Sampai dalam shalat pun kita mengucapkan salam kepada mereka “disampaikan kepada seluruh hamba – hamba yang shalih di langit dan bumi”. Dalam shalat salam dulu kepada Nabi saw, salam dulu kepada shalihin kemudian baru mengucapkan syahadatain (dua kalimat syahadat).

Darimana orang tahu Islam? Bukannya Rasul Allah lebih dimuliakan daripada Allah. Bukan berarti Nabi dan shalihin lebih mulia dari Allah, bukan itu tentunya. Lalu sampailah pada keagungan Asyhadu anlailaahaillallahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu”.
Tambah lagi shalawat kepada Nabi Muhammad saw.

Berhati – hatilah bagi hamba – hamba Allah, kalau masih punya masalah dengan hamba – hamba yang shalih segera mundur. Hati – hati kepada para shalihin dan aulia (orang orang yang dicintai Allah).

Semoga Allah menjadikan jiwa kita selalu mencintai mereka, semoga Allah menjaga kita dari hal – hal yang menyakitkan hati mereka dan Rabbiy kami pun berdoa agar sampaikan shalawat dan salam kami kepada Nabi Muhammad Saw. Singkirkan segala musibah kami Ya Rahman Ya Rahim dan kami berdoa agar Kau datangkan hujan yang membawa Rahmat bukan hujan yang membawa musibah. Rabbiy pecah – belahkan musuh – musuh Islam yang menyebar fitnah demi menghancurkan muslimin, demi menghancurkan ahlussunnah waljamaah, (mereka itu yg berbuat) demi menghancurkan para muhibburrasul (pecinta Rasul saw). Celakakanlah keadaan orang – orang yang jika mereka celaka maka akan terbenahi kaum muslimin Ya Dzaljalali wal ikram.

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram. Jangan bosan – bosannya menggetarkan bibirmu menyebut Nama Allah Swt, tetapkan jiwa dan ruhmu untuk selalu bermunajat kepada Allah Swt karena semakin kita merindukan dan mengingat Allah Swt semakin berjatuhan keinginan – keinginan buruk didalam jiwa kita dan semakin jauh dari kita segala musibah dan cobaan. Sama – sama berdoa mendoakan muslimin dan semoga Allah memberikan kemuliaan kepada kita. Menjaga kemuliaan Islam dan mencintai Nabi Muhammad Saw.

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

0 komentar: