CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

MY PICTURE'S

MY PICTURE'S
KEISTIMEWAAN SEORANG WANITA TERPANCAR DARI HIJABNYA

Minggu, 18 Juli 2010

Perzinaan, Warisan 3 Pesohor Indonesia untuk Dunia

Setidaknya ada 40 kasus pemerkosaan anak Indonesia terjadi semenjak video mesum itu beredar di masyarakat sejak Mei lalu

Oleh: Dija*



AKHIRNYA kata "maaf," terlontar berulang kali dari mulut dua wanita cantik selebritas Indonesia yang tubuh telanjangnya menghiasi 3 rekaman video hubungan perzinaan dengan seorang pria yang sama.

Meskipun "Culun" (singkatan tepat, untuk Cut Tari dan Luna Maya, juga bisa berarti bodoh dalam bahasa gaul) tidak mengakui secara langsung bahwa mereka adalah pelaku video mesum artis yang menghebohkan jagat sejak peredarannya di dunia maya, kata maaf yang disampaikannya di hadapan para awak media itu telah menunjukkan bahwa memang mereka adalah pelakunya.

Sebenarnya, tanpa pengakuan dan permintaan maaf, sebagian besar orang sudah yakin 100% bahwa Culunlah pemilik tubuh wanita dalam adegan-adegan yang telah menghipnotis pikiran kotor banyak orang, termasuk anak-anak itu.

Sekuat dan dengan cara serta dalih apapun mereka menyangkal, sejarah telah mereka ukir, tidak hanya dalam bentuk multimedia, tapi juga dalam pikiran dan angan jutaan anak manusia. Lebih jauh, perbuatan asusila mereka tidak hanya terbayang dalam benak, bahkan telah ditindaklanjuti dalam kenyataan oleh para pemerkosa.

Tidak hanya itu, trauma dan bencana kehidupan secara tidak langsung mereka ukir pula dalam diri masing-masing korban perkosaan yang pelakunya terilhami oleh video perzinaan seorang pria bernama Nazriel Irham (Ariel) dengan kedua wanita "culun" tersebut.

Setidaknya ada 40 kasus pemerkosaan anak Indonesia terjadi semenjak video mesum itu beredar di masyarakat sejak Mei lalu.

"Ariel-Culun" bahkan melahirkan kata baru dalam dunia kebahasaan. Kosakata "Peterporn" pastinya akan dikenal entah hingga berapa masa ke depan. Karena sebagaimana diberitakan, rekaman video asusila ketiga warga Indonesia itu telah dimasukkan dalam situs penyedia konten pornografi di luar negeri, setelah sebelumnya menghiasi trending topic mesin-mesin pencari di dunia maya. Media massa cetak dan elektronik, serta berbagai media milik pribadi, seperti blog dan laman di situs jejaring sosial, telah memuat berita dan cerita tentang "Peterporn."

Setiap orang mengukir sejarah dengan apa yang diperbuatnya, dan selalu ada yang menjadi korban dari setiap sejarah buruk yang ditorehkan. Jamaknya sejarah, ia akan berulang seperti kata pepatah "history repeats itself". Oleh karena sejarah buruk itu telah terukir, adalah tangungjawab kita untuk melindungi generasi mendatang dari bahayanya.

Pemblokiran situs pornografi, penangkapan pengedar video porno, pemusnahan CD dan aneka media rekaman hingga razia ponsel anak-anak sekolah mungkin bisa sedikit menahan laju dampak negatif kebejatan 3 tokoh idola yang digandrungi anak-anak muda itu. Sanksi hukum buatan manusia mungkin tidak dapat menjerat dan menimbukan efek jera bagi pelaku dan pengedar video mesum. Tapi akan lebih efektif jika pikiran-pikiran masyarakat yang telah dikotori oleh para pelaku pornografi bisa dibersihkan.

Bukan hanya ulama, presiden, pemerintah atau polisi yang harus membersihkan pikiran dan perilaku masyarakat yang telah dicemari oleh perbuatan nista itu.

Masing-masing individu yang harus membersihkannya, dengan cara mematuhi aturan agama dan norma kesusilaan masyarakat. Buang dan jauhi materi-materi pornografi dari kehidupan sehari-hari.

Tentunya tidak seorang pun yang ingin dikenang sebagai pezina atau penikmat perzinaan, seperti apa yang telah diukir dalam sejarah oleh ketiga artis Indonesia tersebut.

Mudah-mudahan, kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, khususnya para pelaku. Wallahu a’lam.

*)Penulis pemerhati gerakan antimaksiat, pengelola laman Kampanye Moral KUVi (Keep Your Virginity) di Facebook, tinggal di Bogor.

0 komentar: