Siapa yang tidak mengenal seseorang yang berstatus sebagai mahasiswa. Label sebagai “agen perubah” di tengah-tengah masyarakat sangat melekat pada ciri mereka. Bergelut dalam dunia pentrasferan ilmu baik di dalam kelas dengan pengajar (dosen) maupun di luar kelas atau biasa di sebut dengan istilah “diskusi” dan mendapat gelas “sarjana” yang pada era sekarang ini dapat di perhitungkan dalam dunia kerja. Tawuran dan demonstrasi pun kerap kali melibatkan mereka bahkan, mereka menjadi pemain utama di jalan atau di depan instansi pemerintahan ataupun swasta dalam aktivitas ini. Aksi mahasiswa ini di pandang oleh sebagian masyarakat sebagai tindakan anarkis yang negatif. Hal ini telah menjadi budaya tersendiri bagi cikal bakal penerus bangsa kita. Artinya, prilaku ini sesungguhnya terjadi merupakan cerminan dari gejolak batin mahasiswa yang masih suka melakukan pemberontakkan secara massif.
Sebenarnya konflik yang terjadi tidaklah dapat tergolong sebagai prilaku yang berasal dari masalah yang serius. Tak sedikit yang bermula dari masalah yang sepele tetapi berujung lama tanpa penyelesaian melalui jalan damai. Hal ini menunjukkan belum adanya kematangan sosial yang berstruktur yakni pribadi fragile yang menyebabkan mahasiswa gampang terpengaruh oleh isu-isu yang seharusnya bisa diselesaikan dengan jalur musyawarah.
Konflik adalah aspek intrinsik dan tidak mungkin dihindarkan dalam perubahan sosial. Konflik merupakan sebuah ekspresi heterogenitas kepentingan, nilai, dan keyakinan yang muncul sebagai formasi baru yang ditimbulkan oleh perubahan sosial yang muncul bertentangan dengan hambatan yang diwariskan (Miall, 2000:8).
Konflik yang muncul di kalangan mahasiswa ini di latarbelakangi oleh perbedaan yang dibawa masing-masing mahasiswa ke dalam suatu kelompok. Perbedaan tersebut berupa ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Perbedaan-perbedaan tersebut merupakan hal yang wajar dalam interaksi sosial di lingkungan kampus. Setiap masyarakat pernah mengalami konflik, baik antara anggota masyarakat maupun dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri (Wikipedia, 2010).
Referensi :
Miall, Hugh dkk. 2000. ”Resolusi Damai Konflik Kontemporer”. Jakarta: Rajawali Pers.
Wikipedia.2009. Konflik. http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik(Diakses 20 Oktober 2010)
0 komentar:
Posting Komentar