Dalam memahami budaya tidaklah seperti yang dipahami oleh kebanyakan orang pada umumnya yaitu, hanya sekadar mengenai adat istiadat, seni, etika dan lain sebagainya tetapi, sebagai suatu kehidupan atau menyangkut perilaku manusia yang didalamnya terdapat segala misteri kehidupan.
Secara harfiyah antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia dan kebudayaannya(http://bankganteng.blogspot.com/2010/06/konsep-dasar-antropologi.html). Antropologi menganggap bahwa kehidupan manusia takkan pernah habis untuk di kaji. Meneropong realitas kehidupan manusia atau budaya secara holistic atau komprehensif (keseluruhan) yang berwujud dalam tiga sistem di dalamnya yakni sistem nilai (kognisi/ budaya/pola pikir manusia), sistem perilaku (sistem sosial) dan kebudayaan material (artefak). Yang semuanya tercermin dalam 7 unsur budaya yakni sistem religi, sistem organisasi sosial, sistem mata pencaharian, perlengkapan hidup, sistem pengetahuan, sistem kekerabatan, dan kesenian. http://stevensumolang.wordpress.com/2010/03/20/pentingnya-kajian-budaya-antropologi-dalam- pembangunan-dan-dunia-bisnis/.
Dalam melihat perilaku manusia di dalamnya terdapat berbagai konteks dan setting yang berbeda-beda, tak terkecuali dalam organisas bisnis. Keterkaitan antropologi dengan dunia bisnis yang menjadi perbincangan dalam pembahasan bisnis sekarang ini yakni, menyangkut dalam soal budaya perusahaan.
Menurut Skinner (1992), bisnis adalah pertukaran barang dan jasa atau uang yang saling menguntungkan dan memberi manfaat. Bisnis mempunyai arti dasar sebagai The Buying And Seling Off Goodsand Services. Bisnis tak akan terlepas dari aktivitas produksi, pembelian dan penjualan maupun pertukaran barang dan jasa untuk mendapatkan hasil laba bagi pelaku bisnis sehingga meningkatkan standar hidup melalui institusi pendidikan, keagamaan, perkumpulan sosial dan ekonomi (perusahaan) amatlah penting (http://bankganteng.blogspot.com/pengertian-bisnis/).
Perbincangan soal budaya perusahaan telah menjadi perbincangan yang sangat menarik dan paling penting dalam era sekarang ini, tidak hanya sekedar mendalami tetapi lebih dalam rangka mengadakan perubahan yang berkesinambungan, menjadikan keunggulan bersaing dan kemampuan bertahan dalam era yang senantiasa berubah-ubah ini.
Faktor penting dalam menilai keberhasilan sebuah perusahaan adalah keberhasilan kita dalam mengelola budaya perusahaan tersebut baik dari segi budaya pemimpin, staf, karyawan, kelengkapan perusahaan, konsumen dan semua yang terkait dengan perusahaan. Antropologi memandang proses bisnis sebagai sebuah perubahan budaya secara terencana untuk kepentingan bisnis atau sebuah perusahaan. Makna budaya disini tidaklah sekadar dipahami sebagai tradisi atau kebiasaan perusahaan tetapi menyangkut keseluruhan kelengkapan dan sistem organisasi yang bersifat holistic/komprehensif. Budaya menjadi cerminan perusahaan karena di dalamnya terdapat komonitas yang memiliki prilaku. Ketika budaya perusahaan mengalami perubahan maka perusahaan pun akan mengalami perubahan, terlepas dari keberhasilan atau kemundurannya. Terbentuknya budaya dalam sebuah organisasi terlihat dari persoalan-persoalan adaptasi dan survival yang bersifat eksternal, dan integrasi organisasi yang bersifat internal. Terdapat 3 wujud atau dimensi budaya dalam organisasi yaitu, artefak (benda-benda yang di hasilkan dari orang-orang di dalam perusahaan), sistem perilaku (menyangkut hubungan antar karyawan, karyawan dengan atasan, sesama atasan, dengan lingkungan dan sebaiknya), sistem nilai (menyangkut norma, aturan baik tertulis maupun tak tertulis, kepercayaan-kerpercayaan, nilai sejarah perusahaan, etos kerja, misi, tujuan, strategi, “roh” atau spirit perusahaan, sistem inilah yang disebut dengan inti budaya). http://stevensumolang.wordpress.com/2010/03/20/pentingnya-kajian-budaya-antropologi-dalam- pembangunan-dan-dunia-bisnis/.
Peran antropologi dalam perusahaan adalah bisa sebagai :
1. Penasihat atau konsultan dalam :
- Penasihat atau konsultan budaya perusahaan
- Pelatih budaya perusahaan dan pelatih menjadi manajer global
- Penasihat atau konsultan pada personil perusahaan untuk betindak global ketika berada di luar budayanya atau budaya perusahaan lain (menjadi manajer lintas budaya)
- Penasihat atau konsultan perusahaan untuk memberikan masukan budaya perusahaan lain, perusaahaan saingan lingklungan, pemerintah, Negara lain dan mengambil strategi-strategis persaiangan atau strategi global seperti manajemen lintas budaya.
- Penasihat dalam pemasaran karena lebih mengetahui budaya atau perilaku konsumen dan perilaku lingkungan global.
2. Perencana atau pembuat desain perusahaan dalam segala aspek budayanya
3. Manajer atau pelaksana perusahaan untuk tampil global dan berubah menjadi berhasil dan berkesinambungan dalam menghadapi perubahan setiap saat.
Para ahli sering berkelakar bahwa etika dalam berbisnis merupakan sebuah kontradiksi istilah karena ada pertentangan antara etika dan minat pribadi yang beroriantasi pada pencarian keuntungan. Ketika ada masalah konflik antara etika dan keuntungan, bisnis lebih memilih keuntungan dari pada etika. Seperti pada salah perusahaan obat di Amerika bernama Merck yang menginvestasikan uangnya untuk riset, membuat dan mendistribusikan obat yang tidak menghasilkan uang untuk mereka karena membagikannya ke masyarakat secara gratis. Menurut Vegalos pilihan etisnya mengembangkannya dan penduduk dunia ketiga akan mengingat bahwa Merck membantu mereka dan aka mengingatnya di masa akan datang. Inilah bukti yang terdapat dalam dalam buku Business Ethics yang mengambil pandangan bahwa tindakan etis merupakan strategi bisnis jangka panjang terbaik bagi perusahaan, sebuah pandangan yang semakin di terima dalam beberapa tahun belakangan ini. www.pdf-search/pdf/antropologi bisnis/ etika-dan-bisnis./ Dalam memberikan pendidikan terhadap antropologi dan bisnis maka terdapat mata kuliah Antropologi Bisnis di jurusan ilmu antropologi. Kuliah ini bertujuan memberikan pengetahuan untuk memahami lebih baik bagaimana perilaku manusia di dalam berbagai konteks dan setting berbeda-beda yang ada baik di dalam organisasi bisnis yang kompleks maupun kurang kompleks. Diajarkan berbagai pendekatan teoritis yang berbeda-beda dalam disiplin antropologi, seperti cultural ecology, materialisme, fungsionalisme, postmodernisme, di dalam upaya kita untuk memahami bagaimana kebudayaan dikonstruksikan dalam satu kehidupan sosial tertentu, sekaligus memahami bagaimana peranan, dampak dan konsekuensinya bagi para pelaku yang ada di dalam kehidupan sosial itu.
Selain untuk mengetahui bagaimana melakukan penelitian etnografi dalam rangka memperoleh informasi dari para pelaku dalam organisasi yang menjadi kajian penelitian. Melalui penelitian etnografi, kita akan bisa memahami bagaimana satu kebudayaan bersinggungan dengan kepentingan para pelaku yang berada di dalamnya, sekaligus mengerti bagaimana para pelaku itu menegosiasikan kepentingan dan identitas diri mereka yang bisa mempengaruhi perilaku marketing atau belanja mereka ataupun cara mereka menjalankan bisnis organisasinya. Persyaratan untuk memprogram mata kuliah ini adalah mahasiswa sudah melulusi mata kuliah Pengantar Antropologi, Teori antropologi dan Teori Antropologi II. http://www.fisip.ui.ac.id/mobile/index_files/sarjana/antropologi.pdf.