Bagi sebagian dari kita, sikap membanggakan diri merupakan kegiatan yang tanpa sadar sering kita lakukan. Memamerkan sesuatu yang lebih menonjol bagi sebagian yang telah di sepakati oleh masyarakat pada umumnya tergolong lebih baik dari yang lain, selalu nampak pada diri kita.
Bercermin dengan kaca yang lebih besar mengambarkan bahwa diri kita lebih hebat dari yang lain. Gambaran ini terekspresikan dalam tindakan-tindakan sosial pada orang-orang bugis yang lebih di kenal dengan sebutan ‘Pujiale’. (Yahya)
Sejak abad ke-20 cara hidup orang-orang suku bugis berbeda dengan suku-suku yang lain (ila-galigo.blogspot). Selain menjunjung tinggi harkat diri maupun orang lain dan setia kawan serta, menempatkan kejujuran dalam orientasi tindakan (Yahya), sikap memamerkan dan merasa lebih dari yang lain dalam menonjolkan sikap melalui berbagai ekspresi acapkali nampak dari prilaku mereka.
Puji Ale merupakan salah satu tindakan-tindakan sosial yang di apresiasikan dalam meninggikan sesuatu kepada orang lain. Sikap ini tidak hanya terlihat dari tindakan sosial tetapi juga dari berbagai ucapan yang terlontarkan.
Seperti, ketika penulis berbincang-bincang dengan seorang teman yang acapkali memuji dirinya sendiri. Awal perbincangannya, penulis merasa biasa saja tetapi hal tersebut lebih terlihat tiap kali perbincangan terjadi secara kontiyu. Penulis dapat mengambil kesimpulan sementara bahwa dia menonjolkan sikap ‘pujiale’ dari hasil pengamatan (observasi) terhadap tingkahlaku temannya secara terus menerus. Sekalipun memerlukan wawancara mendalam (indenpt interview) untuk mengetahui lebih dari itu, misalnya, asal usul orang tersebut demi meyakinkan data (apabila melakukan penelitian mendalam) tetapi, dari perbincangan dan pengetahuan yang penulis dapatkan sebelumnya bahwa sikap seperti itu dapat di kategorikan sebagai sikap ‘pujiale’ yang identik dengan ciri khas yang unik dari salah satu suku di Sulawesi Selatan ini.
Referensi :
0 komentar:
Posting Komentar